Sumbawa Barat, 6 Juni 2022 – PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMMAN) memperkenalkan kawasan konservasi laut Gili Balu di pulau Kenawa, Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) pada hari Minggu (5/6/2024).
Acara ini diadakan setelah penandatanganan perjanjian kemitraan pada bulan Mei 2022 lalu antara AMMAN dan Dinas Kelautan dan Perikanan Nusa Tenggara Barat (Dislutkan-NTB) untuk mengelola aspek lingkungan dan sosial di kawasan Gili Balu. Kawasan ini merupakan sekelompok pulau kecil yang terletak di lepas pantai utara KSB dengan mencakup beberapa pulau seperti Pulau Kalong, Namo, Kenawa, Ular, Mandiki, Paserang, Kambing atau Batu, serta Belang. Perjanjian kemitraan ini berlaku selama lima tahun dengan cakupan area seluas 5.000 hektar lebih.
Acara “TransformaSea Gili Balu” diadakan bertepatan dengan peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang diperingati setiap tahun pada pada tanggal 5 Juni dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang lingkungan.
Acara ini dihadiri oleh Bapak Muslim, ST., M.Si selaku Kepala Dislutkan-NTB serta Bapak Wudi Raharjo selaku Direktur Situs/Kepala Teknik Tambang (KTT) AMMAN. Disamping itu, hadir juga beberapa aktivis lingkungan serta Ibu Marischka Prudence sebagai blogger perjalanan yang bertugas menjadi pengawas penyelaman. Selain itu, para peserta juga terlibat dalam pembersihan pantai, snorkeling serta acara demonstrasi mengenai cara mengolah sampah organik menjadi kompos.
Dalam pidatonya, Direktur Situs AMMAN Wudi Raharjo menyatakan bahwa program konservasi ini adalah wujud komitmen AMMAN sebagai perusahaan tambang tembaga dan emas terbesar di wilayah Nusa Tenggara, untuk menerapkan Prinsip-Prinsip Praktik Pertambangan yang Baik. "Kami mengelola aspek lingkungan dan sosial dengan bertanggung jawab sebagai bagian integral dari visi AMMAN untuk menciptakan warisan terbaik. Kami berharap kemitraan ini dapat meningkatkan efektivitas pengelolaan kawasan konservasi Gili Balu, sehingga dapat memberikan manfaat bagi masyarakat dan perekonomian lokal," jelas Wudi.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan NTB Muslim, ST., M.Si, mengapresiasi AMMAN karena proaktif mendorong terwujudnya kemitraan ini. "Kami menyambut baik kemitraan ini dalam program inisiatif bersama kami untuk meningkatkan pengelolaan Kawasan Konservasi Laut Gili Balu yang didirikan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan pada tahun 2021. Pengelolaan optimal lebih dari 5.000 hektar di kawasan lindung ini akan memastikan bahwa sesuai dengan program pemerintah dan dapat memberikan nilai tambah bagi lingkungan dan masyarakat sekitar," kata Muslim.
Sementara itu, Mansyur Sofyan, anggota staf ahli Kabupaten Sumbawa Barat, menyatakan bahwa keberhasilan program kemitraan ini akan ditentukan oleh partisipasi aktif masyarakat. "Pemerintah KSB akan mendorong berbagai Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) di sekitarnya untuk berpartisipasi aktif sehingga mereka dapat membantu mengembangkan sektor pariwisata yang berkelanjutan. Kami juga berharap pelaksanaan terkoordinasi dari berbagai program dapat menjadi contoh bagi perusahaan lain," jelas Mansyur.
Kawasan Gili Balu terkenal dengan daya tarik alam seperti pantai berpasir putih, perbukitan terjal, area hutan bakau, dan keindahan ekosistem bawah laut. Namun, masih ada berbagai hambatan yang menghalangi terwujudnya potensi alam Gili Balu seperti penangkapan ikan ilegal yang merusak, kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang terbatas, keterbatasan akses modal, dan kurangnya kesadaran masyarakat tentang pengelolaan laut dan pesisir. Oleh karena itu, kemitraan ini akan fokus pada beberapa program, termasuk pemantauan, perlindungan, dan rehabilitasi populasi ikan dan habitat; peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM); penyediaan dan pemeliharaan fasilitas dan infrastruktur pengelolaan kawasan; serta peningkatan pemanfaatan kawasan layanan untuk pariwisata dan perikanan berkelanjutan.
