AMNT mengoperasikan tambang Batu Hijau, tambang tembaga dan emas terbesar kedua di Indonesia dan salah satu dari lima cadangan setara tembaga terbesar di dunia.
Sejak mengakuisisi tambang Batu Hijau di tahun 2016, AMNT telah memelopori perjalanan transformatif yang berfokus pada optimalisasi operasi, peningkatan produktivitas, dan penurunan biaya. Komitmen kami terhadap keunggulan tidak hanya mencakup efisiensi operasional, tetapi juga mencakup praktik lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG). Kami telah mengambil langkah berani untuk meningkatkan standar ESG kami dengan menerapkan inisiatif untuk meningkatkan pengelolaan tailing, mengurangi limbah, meningkatkan efisiensi air, dan menerapkan solusi energi berkelanjutan seperti pengoperasioan pembangkit listrik tenaga surya.
Di AMNT, kami tidak hanya melakukan aktivitas pertambangan; kami melakukan perjalanan inovasi dan keberlanjutan seiring upaya kami memanfaatkan potensi sumber daya alam secara optimal sekaligus menetapkan standar baru untuk praktik penambangan yang bertanggung jawab.
Sejak mengakuisisi tambang Batu Hijau pada tahun 2016, kami telah menyelesaikan Fase 6 dalam proses penambangan bijih. Saat ini, kami sedang melakukan penambangan Fase 7 yang akan selesai pada tahun 2024. Secara paralel, kegiatan eksplorasi kami berlanjut di seluruh area konsesi dengan memperbarui pemodelan sumber daya sehingga kami berhasil memperluas cadangan sebesar 460 juta metrik ton. Penambahan cadangan yang kami sebut sebagai Fase 8, memperpanjang usia tambang dan memastikan produksi bijih yang berkelanjutan hingga tahun 2030. Fase 8 direncanakan mulai memproduksi bijih tahun 2025 hingga 2030.