Memprioritaskan Konservasi Mineral

Dalam operasinya, AMNT mengutamakan konservasi mineral melalui pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya mineral secara berkelanjutan, bertanggung jawab, terukur, dan efektif.

AMNT memprioritaskan prinsip konservasi mineral dengan mengoptimalkan ore recovery, sehingga memaksimalkan pemanfaatan sumber daya dan meminimalkan limbah atau tailings. Metode ini secara signifikan mengurangi dampak operasi kami terhadap lingkungan.

Pengolahan Bijih

Bijih mineral yang telah digali dan diangkut dalam proses penambangan, dikirimkan menuju alat penghancur (crusher) dan dibawa melalui conveyor belt menuju fasilitas pabrik pengolahan. Beberapa tahapan proses dalam pabrik pengolahan antara lain:
Penumbukan
Penumbukan adalah proses penghancuran dan penggilingan bijih menjadi partikel-partikel berukuran lebih kecil. Proses ini sangat penting untuk melepaskan mineral berharga dari bijih, yang kemudian akan masuk ke dalam tahap pengolahan selanjutnya. Penumbukan secara efisien dibutuhkan untuk memaksimalkan pemulihan mineral dan meningkatkan efisiensi dari keseluruhan proses pengolahan.
Flotasi
Dalam tahap ini, bijih yang digiling halus dicampur dengan air dan reagen tertentu. Proses ini memisahkan mineral berharga seperti tembaga, emas, atau perak bahan yang tidak diinginkan.
Pengeringan
Pengeringan adalah proses untuk menghilangkan air dari konsentrat. Melalui proses ini, konsentrat akan lebih mudah untuk disimpan, dikirimkan untuk dijual, atau dikelola dalam proses selanjutnya.

Pengolahan Tailings yang Bertanggung Jawab

Operasi pemrosesan mineral AMNT memprioritaskan penggunaan metode yang aman bagi lingkungan dan menghindari bahan kimia beracun atau berbahaya. Akibatnya, tailing yang terendap di laut dalam terdiri dari batuan yang hancur halus, menyerupai bentukan alam yang terdapat di alam. Melalui upaya berkelanjutan untuk melestarikan mineral, AMNT telah berhasil mengurangi kandungan mineral dalam tailing, sehingga menghasilkan praktik pengendapan tailing yang lebih bersih.

Operasi pemrosesan mineral AMNT dilakukan dengan metode yang aman bagi lingkungan dan menghindari bahan kimia beracun atau berbahaya. Karenanya, tailings yang terendap di dasar laut dalam terdiri dari batuan halus yang menyerupai batuan alam yang diambil dari atas bumi. Melalui upaya peningkatan konservasi mineral, AMNT telah berhasil mengurangi kandungan mineral dalam tailings, sehingga lebih bersih.

Terletak di dekat pesisir pantai Kabupaten Sumbawa Barat, tambang Batu Hijau memanfaatkan sistem penempatan tailings laut dalam (DSTP). Tailings diangkut melalui pipa hingga kedalaman 125 meter di bawah permukaan laut dan kemudian dilepaskan ke ngarai laut dalam Senunu hingga kedalaman mencapai tiga kilometer.

Berbagai lembaga penelitian independen dan kredibel telah melakukan kajian berkala terhadap DSTP sejak awal. Studi ini secara konsisten menyimpulkan bahwa tidak terdapat dampak buruk terhadap lingkungan di luar zona yang diperkirakan dan diizinkan. Selain itu, pemerintah turut melakukan pemantauan rutin di tingkat regional dan nasional. AMNT menjunjung tinggi prinsip-prinsip penambangan yang baik untuk memastikan bahwa parameter kualitas tailing secara konsisten memenuhi standar pemerintah.

Studi Kelayakan DSTP Batu Hijau 2022 Studi Kelayakan Batu Hijau 2022 Edisi 2 Ringkasan Eksekutif oleh SAMS ENTERPRISE Studi Kelayakan Batu Hijau 2022 Edisi 4 oleh SAMS ENTERPRISE Studi Kelayakan DSTP PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) 2022 oleh CSIRO Penilaian Dampak Lingkungan dan Sosial Tambang Batu Hijau untuk Fasilitas Penyimpanan Tailings oleh GreenCorp

Perluasan Pabrik Pengolahan

Dengan penambangan Fase 8 Batu Hijau dan proyek Elang di masa depan, volume bijih mineral yang diolah akan meningkat signifikan. Untuk mengakomodasi peningkatan ini, AMNT telah memulai proyek peningkatan kapasitas pabrik pengolahan Batu Hijau dari 35 juta ton per tahun menjadi 85 juta ton per tahun.